Mencoba Berkomitmen Menulias
Comments(0)
Saturday, April 11, 2009

Sebagai seseorang yang cukup gemar membaca, ternyata belum menjadikan saya bisa menulis, berbagai macam alasan di pakai untuk membenarkan kenapa saya tidak juga mulai menulis, mulai dari nggak ada waktu, nggak sempat, terlalu sibuk, nggak punya bahan, tidak bakat menulis dan masih banyak alasan lain untuk menutupi satu-satunya alasan sesungguhnya kenapa saya belum lagi mulai menggerakkan tangan untuk mengetik tombol-tombol keyboard computer untuk menuliskan kata demi kata dan merangkainya menjadi kalimat dan tersusun menjadi sebuah tulisan yang paling sederhana sekalipun. “MALAS” inilah menjadi alasan satu-satunya yang ada, tidak ada alasan yang lain.

Tapi mulai hari ini saya mencoba membulatkan tekad kembali untuk belajar menuliskan apapun, dan tidak peduli apakah nanti tulisan saya tersebut baik dan layak di baca, ataupun hanya sekedar coretan tanpa makna, yang penting kemauan untuk menulis akan tetap saya pelihara toh kata pak Eko Junaedi “Anda tidak perlu Menjadi Hebat untuk memulai tapi anda perlu memulai untuj menjadi hebat”, atau seperti petuah ajaib dari Founder TDA Roni Yuzirman yang tulisannya tidak pernah saya lewatkan “Words Can Inspire Thought Can Provoke But ONLY INSPIRED ACTION Bring You Closer To Your Dreams”

Thank pak Roni yang sudah memberikan Link tulisan pak Jamil Azzaini , mulai saat ini walupun mungkin Cuma sebulan sekali, atau dua minggu sekali akan saya coba untuk selalu Update blog ini dengan coretan-coretan saya, mudah-mudah bisa meniru seperti penulis-penulis hebat di TDA semacam pak Roni atau pak Hadi , pak Fauzi rachmanto , pak Rosihan , pak Abduh atau teman2 lain di TDA

Mudah - mudahan ini adalah langkah awal saya untuk mulai menuli dan semoga Allah Sang pemilik seluruh Ilmu menuntun kami dalam setiap langkah Amiien

Chung Ju-Hyung Part I
Comments(0)
Thursday, August 2, 2007
Apabila anda belum mengenal sosok ini rasanya cukup beralasan, tapi kalo saya sebut perusahaannya yang merupakan perusahaan otomotif terbesar di Korea tentu anda akan sedikit meraba-raba kira2 perusahaan otomotif tersebut apa?, apakah KIA, atau Hyundai ?, sebenarnya kalaupun anda menjawab KIA ataupun Hyundai sama-sama benar karena memang kedua perusahaan otomitif tersebut dimiliki oleh Chung Ju-Hyung, tapi bukan perusahaan tersebut yang coba saya ceritakan tapi perjalanan seorang Chung Ju-Hyung sebagai pendiri perusahaan tersebut.
Chung Ju-Hyung adalah anak pertama dari 8 bersaudara dari seorang petani miskin pada November 1915 di Asan-Ri, Songjun-Myung daerah pegunungan terletak di sebelah utara korea, walaupun orang tuanya masih keturunan Chung Mong-Ju penyebar ajaran Konfusius terkemuka menjelag akhir era kerajaan korea tapi keadaan ekonomi keluarganya cukup memperihatinkan.
Ia pernah belajar selama tiga tahun di sekolah kampung tempat kakeknya menjadi kepala sekolah. Di sini ia harus menghapal ajaran konfusius yang ternyata sangat mempengaruhi hidupnya di kemudian hari dan menjadi falsafah perusahaannya.
Untuk menghidupi keluarganya, orang tua Ju-Hyung bekerja dengan tekun sejak pagi buta hingga larut malam, Ju-Hyung sebagai sulung seperti ayahnya di harapkan mengasuh ke 7 adiknya kelak. Sejak umur 10 th Ju-Hyung kecil harus bangun pukul 4 pagi dan dalam udara dingin haris berjalan 8 Km menuju ladang dan bekerja disana. Ayahnya bertekad menggemblengnya menjadi petani yang tangguh.
Ju-Hyung juga bersekolah hingga tamat SD th 1931, walaupun menurut pengakuannya ia hampir tidak belajar apa-apa di sekolah karena kesibukannya membantu keluarga. Saat bekerja di ladang ia sering bertanya-tanya dalam hati, “Apakah ia mau bertahan setiap hari membanting tulang dengan hasil yang tidak memadai seperti ini ?”, ia harus keluar dari pola kehidupan keluarganya saat ini, begitu tekad yang terpendam di hati Ju-hyung yang memasuki masa remaja ini.
Karena tekadnya yang membara inilah ia pernah kabur 4 kali dari rumah untuk merubah nasib keluarganya, Ia terinspirasi oleh kisah bersambung yang di tulis pada hariang dong-a, satu-satunya koran yang bisa di temukan didesanya, karena terpengaruh oleh cerita ini ia bertekad ke Seol untuk belajar ilmu hukum dan menjadi pengacara terkenal, sejak itu ia sering melahap buku-buku tentang hukum yang kelak membantunya dalam meniti karir. Melalui kegemaran membaca koran inilah impian imajinasi Ju-Hyung semakin liar tentang masa depannya.
Pertama dia kabur dari rumah setelah membaca informasi pada korang Dong-a bahwa pelabuhan sedang di bangun di Chugjhin yang letaknya ratusan kilometer dari tempat tinggalnya, pada satu kesempatan bersama temannya ia kabur dari rumah dan sempat bekerja menjadi kuli pembuat jalan kereta api, tapi baru 2 bulan ayahnya menemukannya dan membawanya pulang, tidak lama sesudah pulang Ju-hyung kabur lagi dari rumahnya tapi terkejar ayahnya di perjalanan. Dan pada 10 April 1932, di koran ia melihat iklan sekolah akunting. Ia mencuri uang ayahnya 70 Won hasil penjualan sapi dan melarikan diri pada malam hari, sekali ini ia menumpang kereta ke Seoul. Sisa uang yang dibawanya Cuma cukup untuk membayar sekolah, makan, dan podokan.
Disekolah akunting ini ia sangat giat belajar, usai belajar di sekolah ia mengurung diri diasarama membaca habis beberapabuku di antaranya riwayat Napoleon, biografi Abraham Lincoln, dan Sam Koh (tiga kerajaan). Tokoh-tokoh dalam buku ini mengilhaminya untuk mencapai kebesaran jiwa. Sialnya potongan iklan sekolah tersebut tercecer di rumah sehingga orang tuanya dapat menemukannya kembali, untuk meluluhkan hati Ju-Hyung yang tidak mau kembali ayahnya menceritakan bahwa keadaan keluarganya di ambang kemiskinan karena ulah Ju-Hyung yang selalu kabur sehingga menghabiskan biaya untuk mencarinya.
Puncak pelarian Ju-hyung terjadi ketika desanya mengalami bencana alam, ia pun pergi ke Seoul bersama temannya yang meskipun temannya berubah pikiran di jalan, Ia tetap pada pendiriannya. Impian untuk sukses menggerakkan jiwanya untuk tidak menyerah dan berani mengadu nasib di pelabuhan Inchon, disana ia menjadi pekerja serabutan, mulai menjadi kuli pelabuhan sampai membawa barang penumpang, karena setelah sekian lama tidak mengalami perubahan nasib ia pindah ke soul dan bekerja sebagai kuli dalam pembangunan Untiversitas Korea, dalam masa ini ia terus berusaha mencari pekerjaan tetap, pernah bekerja di pabrik gula kemudian keluar, hingga akhirnya menjadi pegawai toko pertanian, di toko ini lah dia mulai mendapatkan imbalan yang layak dan ditopang oleh etos kerjanya sehingga banyak memikat pelanggan, sampai kepada kepercayaan yang di berikan Bosnya untuk mengelola toko, dari hasil kerja keras inilah ia mampu membelikan tanah untuk keluarganya di Tongchon, sampai satu saat dia diminta pulang yang teryata orang tuanya menjodohkannya dengan perempuan di kampungnya.
Karena Impian yang begitu kuat untuk sukseslah ia kembali ke Seoul dan mengontrak rumah di lokasi strategis yang menghadap jalan, kemudian ia membuka toko pertanian dengan nama Firma Kyongil, namum baru 2 tahun merintis tokonya jepang meyerbu tiongkok dan untuk keperluan perang, jepang menyita semua hasil pertanian dan menutup tokonya dan iapun kembali ke kampung halamannya.
Sampai disini Ju-Hyung Tidak menyerah, ia kembali ke Seoul dengan membuka bengkel perbaikan kendaraan bermotor. Pada tahun 1940 ia mengambil alih manajemen bengkel “A-do Service”. Untuk keperluan ini ia menghabiskan 5000 won namun baru 5 hari membeli bengkel ini api melahap bengkelnya dan menghabiskan isinya. Tapi baginya api hanya bisa menghabiskan bengkelnya bukan impiannya, tanpa uang sepeserpun akhirnya ia berhtang pada pelanggan lamanya sebesar 3000 won dan kembali membuka bengkel tersebut dengan jumlah pegawai 50 orang, bengkel ini pun tidak berjalan mulus, polisi jepang sering mendatangi bengkelnya karena tidak berizin, namun karena kecerdiaknnya ia dapat bernegosiasi dan memindahkan bengkelnya ke tempat tersembunyi sehingga seolah2 polisi jepang tidak melihantnya. Sejak saat itu bengkelnya berkembang pesat.
Ketika persaingan bengkel semakin ketat Ju-hyung menerapkan strategi pelayanan cepat walaupun hal itu di barengi dengan kenaikan tarif namun pelanggannya malah bertambah karena pelayanan servis yang cepat tersebut. Pada tahun 1941 pukulan kembali datang, imperialis jepang memulai perang pasifik dan mewajibkan semua usaha di rampingkan agar cocok menghadapi perang dan banyak perusahaan korea harus merger dengan perusahaan jepang termasuk “A-do Service”. Setelah bisnis ini runtuh, dengan uang tabungannya Ju-Hyung membeli 30 Truck dan memulai bisnis transportasi untuk mengangkut hasil pertambangan, namun partner usahanya selalu merongrongnya sehingga terpaksa menjual usahanya seharga 50.000 won, harga tersebut sebenarnya tidak sebanding dengan nilai usahanya pada saat itu.
Ju-hyung kembali ke Seoul dan bersama seorang temannya membeli tanah persis di tengan kota. Ju-Hyung memancangkan papan nama dengan nama Hyundai motor Industri Co dan Hyundai Auto repair works. Pada tahun 1946 pasukan amerika serikat ditempatkan di korea dengan armada kendaraan dalam jumlah besar dan karena hyundai berpengalaman dalam memperbaiki kendaraan, ia pun mendapat kepercayaan dari pelanggan ternasuk kendaraan perang AS.
Untuk membesarkan usahanya ia meminjam kebalai kota dan mendapatkan pinjaman 1 juta won, namun ia penasaran karena ada yang mendapatkan pinjaman 10 juta won, dan ia memperoleh jawaban bahwa perusahaan konstruksi jauh lebih menarik bagi para investor. Merasa tertantang diapun mendirikan Hyundai Civil engineering Co pada tahun 1947.
Pada tahun 1950 Ju-Hyung menggabungkan Hyundai Civil Engineering dan Hyundai Motor company menjadi Hyundai Engineering & Construction Co. Ltd yang di kemudian hari menjadi cikal bakal Hyundai Enterprises Group. Saat Ju-Hyung akan melakukan ekspansi pada bulan juni pecahlah perang korea sehingga Hyundaipun berantakan. Ia dan keluarganya mengungsi dan harus mulai lagi dari bawah. Pada september 1950 Amerika mendarat di Inchon dan seorang adik Ju-Hyung menjadi penterjemah. Pada saat itu amerika menggelar banyak proyek pembangunan dan membutuhkan perusahaan konstruksi yang dapat di percaya, tanpa pikir panjang adik Ju-Hyung merekomendasikan kakaknya kepada amerika sehingga Hyundai Construction mendapatkan proyek pembangunan dok perkapalan inchon yang menjadikan pengalaman dasar untuk memperoleh proyek internasional.
Pada tahun 1953 gencatan senjata ditandatangani antara korea utara dan korea selatan. Menghindari masuknya penjajah baru korea bertekad membangun ekonomi berdasarkan kekuatan sendiri sehingga Hyundai mulai menerima tawaran dari dalam negri, namun saat itu inflasi menggila sehingga Ju-hyung mengalami kerugian yang hebat dalam proyek pembanguan Golyong di atas suangai Nakdong. Menghadapi kerugian ini Ju-Hyung hanya berkata “ Ini bukan kerugian tapi cobaan baru.” Prinsipnya, saat itu yang penting ia berhasil mempertahankan reputasi bisnisnya walaupun untuk membayar hutangnya di butuhkan 20 tahun.
Pada tahun 1957 Hyundai kembali memperoleh kepercayaan untuk memperbaiki pelabuhan Inchon, untuk memenuhi kekurangan peralatan yang cukup besar ia menugaskan teknisinya untuk mencuri pandang ke markas AS dan membuat tiruannya, setelah itu banyak proyek di korea di tangani Hyundai sehingga menjadikan Hyundai satu dari 5 perusahaan konstruksi terkemuka korea.
Pada tahun 1962 pembangunan pabrik semen danyang dimulai dan Ju-Hyung setiap minggu malam selama 2 tahun pasti datang ke pabrik tersebut untuk melakukan supervisi, dan karena ketekunananya pabrik tersebut rampung 6 bulan lebih cepat dari rencana semulai januari 1970, pabrik tersebut berubah menjadi Hyundai Cement Co. Ltd.
Karena kemajuan industri di korea dan devisa di batasi sehingga satu-satunya jalan adalah ikut berkompetisi di persaingan internasional, dan parah bagi Ju-Hyung kemenangan tender pertamanya di luar negri tepatnya pembangunan jalan di thailand berakhir dengan kegagalan dan kerugian besar.
Belajar dari kerugian besar saat menggarap perbaikan jembatan Golyong dan pembangunan jalan di thailand, Hyundai berhasil meraup untung dari proyek jalan lain di thailand, proyek markas militer, perumahan di Guam, dan masih banyak lagi, sehingga pada tahun 1968 Hyundai membangun jalan bebas hambatan sepanjang 428 Km dari Seoul ke Pusan, dua tahun sebelumnya tepatnya desember 1966 Hyundai motor Company didirikan, perusahaan dengan produksi 1 juta unit pertahun ini pernah menjadi perusahaan otomitif terbesar di korea namun krisis tahun 1997-1998 membuatnya merosot hebat tp di penhujung 1998 untuk pengembangan industrinya Hyundai membeli KIA Motor Corporation

Labels:

Sudahkah Kita Benar-benar Mencintai Allah
Comments(0)
Tuesday, March 20, 2007
Intisari Khutbah jum'at tgl 16 maret 2007.

Sebagai seorang muslim kita tentunya paham betul bahwa mencintai Allah adalah merupakan cinta tertinggi yang harusnya kita punya sebagai makhluk, tp apakah kita benar-benar telah mencintai Allah dengan segenap hati kita?, bukankan seseorang yang mencitai akan selalu memikirkan yang dicintainya sepanjang waktu, bukankah bila lama tidak bertemu kerinduan akan memuncak, bukankah pertemuan dengan sang kekasih waktu akan berjalan begitu cepat bahkan mungkin 1 jam terasa 1 menit, apakah cinta kita kepada sang Khalik udah bisa seperti itu??, kayaknya sebagian dari kita belum bisa seperti itu wong dalam keadaan sholat saja yang sejatinya kita berdialog dengan Allah pikiran kita kadang berada di tempat lain.
trus bagaimana Allah akan membalas cinta kita kalo kita sendiri tidak menempatkan Allah sebagai yang paling kita cintai?, cinta kita kepada Allah kalah dengan cinta kita kepada anak, istri, harta, jabatan, pangkat dll. bukankah kalo kita cinta kepada Allah kita akan melakukan semua yang di perintahkanNya dan menjauhi yang dilarangNya, bukankah kalo kinta mencintai Allah bebarti kita juga harus mencintai hamba-hambaNya?, bukankah kalo kita mencintaiNYa kita di anjurkan untuk mencitai Anak yatim, menyantuni fakir miskin, bersodakoh. jangan-jangan musibah yang belakangan ini menimpa bangsa indonesia tercinta ini karena kita sudah tidak mau lagi menyisihkan harta kita untuk kita sodakohkan, jangan2 kita merasa cukup untuk membayar zakat saja dari harta kita, bukankah didalam hadits sudah disebutkan bahwa sodakoh menjauhkan bala??.
kalo kita benar2 mencintai Allah, bukankah seharusnya begitu kita mendengar panggilannya kita akan segera pergi menghadapNya bukan malah sebaliknya kita menyepelakan panggilanNya, lain sekali kalo yang memanggil kita adalah pimpinan kita, maka bila pimpinan yang memanggil kita sesibuk apapun pekerjaan akan kita tinggalkan untuk menhadap karena kita merasa mereka yang menggaji kita, apakah anda lupa bahwa dialah Allah Dzat yang maha kaya, yang memiliki bumi dan langit beserta seluruh isinya yang kebetulan saja rizki anda sekarang lewat perusahaan anda, apakah nanti bila anda sudah tidak bekerja disana rezki anda akan mandek?, bukankah Allah telah menjamin rezki semua makhluknya sampai ajal memanggil, lalu mengapa kita bisa begitu sombong untuk tidak mendengar paggilanNya atau menomor sekiankan panggilanNYa padahal Dialah yang menguasai hidup mati kita, Dialah yang memberi rezki kepada kita, apakah anda tidak yakin dengan mencitaiNya dan menjalankan seluruh perintah dan menjauhi laranganNya menjadikan anda kehilangan rezki anda??
Sejuknya suasana di Bank Mua'malat
Comments(0)
Wednesday, March 14, 2007
Kemarin karena ingin menutup rekening di bank mu'amalat saya terpaksa harus pergi ke bank mu'amalat yang letaknya jauh dari kantor, emang sejak kantor saya pindah tidak lagi di pusat kota jarak antara kantor dan bank mua'amalat menjadi jauh dan selama itu pula saya sangat jarang ke bank mu'amalat kalo pun pingin nabung saya memilih nabung lewat kantor pos yang dekat dengan kator, tapi kemarin karena saya ingin menutup tabungan saya dan istri maka mau tidak mau terpaksa minta izin dari kantor utuk urusan ini, yaa beginilah nasib jadi TDB untuk urusan beginian aja harus minta ijin atasan mudah-mudahan setelah izin turun dari istri en ketemu bisnis yang cocok saya bisa segera menjadi real TDA.
saya berangkat dari kantor kira-kira pukul 11 siang dengan harapan jam 1 saya bisa kembali tiba dikator. perjalanan dari kantor ke bank kira-kira 45 menit sehingga sampai bank kira-kira jam 11:45 tp alangkah terkejutnya saya karena jam segitu kan pas waktu dzuhur ternyata sebagian ruang tunggu bank di gelar karpet dan dipakai sholat berjama'ah bagi semua karyawan dan konsumen kalo emang pingin ikut sholat serta semua kegiatan perbankan di hentikan, subhanalloh sungguh nikmat rasanya bisa seperti itu, bila panggilan dari sang pemilik rezki ini datang kita datang menhadapnya bukan malah pura-pura tidak mendengar panggilannya dan sibuk bekerja seperti yang selama ini sering saya lakukan, mungkin pastas saja Sang Pemilik Rezki enggan mencurahkan rezki yang banyak wong kita sebagai peminta rezki cuek saat di panggil.
Ternyata ke kaguman saya di tadak cukup sampai disitu, sehabis sholat en semua aktifitas berjalan normal kembali, pesawat TV yang ada di hidupkan ternyata yang muncul di layar bukan tayangan2 dari stasiun TV, melaikan VCD Al-Qur'an yang mana di dalamnya ada tulisan ayat alqur'an beserta terjemahannya sedangkan tayangannya yang muncul peristiwa2 yang berkaitan dengan ayat tersebut, semisal ayat yang menceritakan tentang azab Allah, maka tayangan yang muncul adalah peristiwa-peristiwa bencana alam yang terjadi dan bila ayatnya tentang kaum yahudi yang muncul kekejaman orang-orang yahudi atas penduduk palestina, sungguh pekerjaan menunggu disana menjadi tidak membosankan malah terasa dapat ilmu yang bermanfaat dan mengingatkan kita akan kitab suci kita.
Andaikan saja bank mu'amalat tersebut ada di dekat kantor tentu saya akan sering2 datang kesana, baik itu untuk nabung atau mungkin malah untuk aktivisat2 lainnya.
Secara tidak langsung saya juga di ajari untuk selalu kreatif dalam menarik konsumen, bahwa sesunggunya tidak semua konsumen punya selera yang sama en ada beberapa konsumen yang pingin dilayani dengan cara yang lain.
sesunggunya dengan mereka sedari awal sudah memosisikan diri sebagai bank syari'ah yang tentunya kebanyakan konsumennya dalah orang yang ingin dalam proses bertransaksi dengan bank sesuai syari'ah en tentunya orang2 yang seperti ini juga sedikit banyak orang yang lebih religius sehingga marketing yang dipakai juga mengarah kesana dan sejauh ini saya rasa it's work. mungkin ini sesuai dengan ilmu yang saya dapat dri TDA dengan kalimat "Know Your Costumer", semoga suatu saat saya dapat memakai ilmu ini di dalam bisnis yang akan saya rintis
Izin turun, Selanjutnya bagaimana ??
Comments(2)
Hari ini di awali dengan sesuatu yang biasa, dan terus terang Sejak Ikut Milad TDA kemarin, cashflow keuangan saya dan istri lagi rada seret makanya pengeluaran agak di rem sedikit agar cashflow cepat kembali normal.
Cuma tadi pagi kami di kejutkan dengan berita meninggalnya salah satu kerabat istri sehingga istri harus mengambil sedikit uang di kotak uang yang merupakan hasil bisnis toko kami dan tanpa sadar saya nyeletuk enakyaa punya bisnis sendiri tiap hari pegang duit, kemarin perasaan kotak itu kosong sekarang koq kelihatan ada isinya en lumayan lagi, gak seperti saya yang di kotak cuma ada duit banyak setelah gajian abis itu kosong n baru ada isinya bulan depan.
Ternyata jawaban yang saya dapat dari istri yang biasanya akan ceramah tentang biarlah saya kerja sehingga keuangan bulanan aman dan masalah tambahan biar dianya yang cari sehingga bila bisnis terjadi apa2 setidaknya kita tidak sampe kelaparan karena masih ada gaji dari saya eh hari ini jawaban yang saya terima sangat melenceng, apakah ini karena the secret yang cuma sekilas saya tonton en coba saya terapkan kedalam pikiran saya yaa??, mau tahu jawaban istri??
jawabnya cuma kalo emang pingin bisnis, silakan bisnis aja dengan syarat harus bisnis baru tidak boleh dari bisnis yang udah ada sekarang en harus yakin bahwa hasilnya kan melebihi pendapatan bulanan serta tunjangan2 lainnya dari kantor.
mendengar jawaban istri rasanya maknyuusss dihati, wah ternyata lampu hijau udah keluar nih berarti saya akan bisa menjadi TDA di tahun ini. Tapi memulai bisnis baru ?? kira2 apa yaa yang bisa saya buat bisnis baru? en bisa yakin dengan hasilnya, ada yang bisa bantu ??
Mbak Koq Nggak Sekalian Sewa Tempat Ini ??
Comments(0)
Thursday, February 15, 2007
Itulah pertanyaan yang terlontar dari karyawati toko disebelah kami di royal plaza kepada istri, sebenarnya kami nggak tau apa maksud pertanyaan dari karyawan sebelah tersebut apakah hanya sekedar bertanya atau malah dianya pingin kerja ikut kami, setelah di pancing ternyata dianya pingin ikut kerja dengan kami padahal terus terang toko yang kami sewa inipun sepenuhnya belum mampu kami biayai sendiri sehingga sewanya masih pinjam duit sana sini.
kami pun hanya bisa menjawab yaa di do'akan saja biar bisnis ini lancar jadi kami bisa buka toko lagi, Kami jg sempat bertanya ke karyawati kami kenapa sih dianya pingin kerja ikut kami padahal jerih payah mereka belum mampu kami hargai sesuai UMR ternyata kata pegawai, mereka rata2 ingin seperti karyawan kami yang bisa bebas bercengkrama dengan kami seakan2 hubungan yang terjalin tidak seperti antara atasan dan bawahan tp lebih seperti teman. sesungguhnya kami sendiri tidak terlalu mempermasalahkan model hubungan yang harus kami jalani, karena kami merasa karyawan kami adalah partner kerja kami dimana sesungguhnya kami juga butuh mereka untuk mendatangkan penghasilan dan keuntungan bagi kami tentu melalui penjualan yang didapat.
dan ternyata dari sini kami dapat suatu pelajaran bahwa tidak sepenuhnya semua dapat dinilai dengan uang, sesungguhnya sikap menghargai terhadap orang bahkan kalaupun itu bawahan kita secara tidak langsung akan mempengaruhi komitmen karyawan kepada kita dan kami cuma berharap semoga permitaan karyawan sebelah menjadi do'a bagi kami yang di dengarkan oleh NYA dan semoga terkabul
Bazar HajiReviem Bulan Pertama Toko Kami
Comments(1)
Wednesday, February 14, 2007
Alhamdulillah tak terasa sudah satu bulan kami menjalankan toko kami "Aqillah perlengkapan haji & busana muslim" yang berada di Royal Plaza Surabaya Lt. Ground B-3 no 10, selama satu bulan pertama ini banyak suka duka yang telah kami alami mulai dari kesulitan mendapat lokasi yang cocok, sedikit cobaan yang kami dapat pada saat fitting out lokasi sampai benar2 buka 14 januari lalu.
Bahkan setelah buka pun banyak suka duka yang kami alami mulai dari hari pertama buka yang langsung dapat konsumen dilanjutkan hari2 berikutnya yang kadang menggembirakan kadang tidak begitu baik bahkan pernah satu hari penuh NO SALE tp alhamdulillah kami bisa menerima itu sebagai pembelajaran dan mudah2an dengan ketidak pastian rizki yang kami dapat semakin menguatkan keyakinan kami bahwa rizki itu bener2 dari NYA, kita tidak pernah tau berapa yang akan diberikanNYA hari ini yang harus kita lakukan hanya Ikhtiar dan tawakkal serta selalu berkhusnuzzon kepadaNYA.
Setelah sebulan ini kami buka en review hasil penjualan serta keuntungan yang di dapat, alhamdulillah masih bisa menutup biaya operasional bulanan walupun target keuntungan minimal perbulan yang harus kami dapatkan agar biaya investasi kami kembali belum tercapai, tapi its ok kan masih ada 11 bulan lagi jadi masih ada 11 bulan lagi buat memantapkan marketing kami, masih punya 11 bulan lagi untuk berusaha lebih giat lagi, masih ada 11 bulan lagi untuk terus bermunajat kepadaNYA semoga pada waktunya investasi kami kembali bahkan memberikan keuntungan sehingga bisnis ini bisa kami lanjutkan jd masih bisa membantu orang lain menyalurkan rezki dr Allah untuknya melalui usaha kami ini.
Semoga di bulan-bulan berikutnya dengan ikhtiar dan do'a usaha ini bisa berkembang dan beranak pinak, sehingga kami benar2 dapat melaksanakan MOTTO TDA "Bersama Menebar Rahmat", sehingga akan bisa sedikit membatu perekonomian saudara2 kami yang susah mencari kerja di tempat lain, baik itu karena pendidikan ataupun karena keyakinan mereka untuk berbusana sesuai dengan ajaran agama tp malah susah memperoleh pekerjaan amiien